Banda Aceh, Kota Tanpa Pesta Kembang Api

Tiba-tiba cuaca berubah, mendung melanda kota Banda Aceh yang sebelumnya cerah. Sejurus kemudian turun hujan lebat menjelang pergantian tahun baru masehi 2018. Pengendara yang sedang memadati ruas jalan di pusat kota pun mendadak sepi, semua berteduh yang menggunakan sepeda motor.

Hujan lebat mengguyur Banda Aceh sekitar lebih kurang 15 menit. Meskipun demikian, ruas jalan di pusat kota Banda Aceh tetap padat 30 menit sebelum pergantian tahun baru setelah hujan reda. Namun pengendara di jalan perlahan sepi dan tanpa ada pesta kembang api.

Ratusan petugas kepolisian sudah siaga di berbagai sudut, termasuk di setiap persimpangan dan lampu mereka. Tidak hanya polisi lalu lintas, terlihat pasukan Brimob, TNI ikut mengamankan detik-detik pergantian tahun 2018 di Banda Aceh.

Momentum pergantian tahun baru biasanya identik dengan pesta kembang api, mercon dan terompet. Namun berbeda di Banda Aceh, kota tanpa pesta kembang api di detik-detik pergantian tahun baru 2018. Meskipun ruas jalan di Banda Aceh tetap ada yang melintasi hingga pukul 01.00 WIB 1 Januari 2018.

Ada 2.000 petugas keamanan gabungan, TNI/Polri dan Polisi Syariat Banda Aceh siaga sejak pukul 20.00 WIB yang ditempatkan di beberapa titik. Ada 10 titik lokasi ditempatkan petugas, di antaranya kawasan pantai Ulee Lheu, depan Masjid Raya Baiturrahman, bundaran Simpang Lima, dan flyover Simpang Surabaya dan sejumlah titik rawan lainnya.

Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman didampingi Wakil Wali Kota Zainal Arifin dan sejumlah pejabat lainnya, ikut memantau langsung suasana detik-detik pergantian tahun baru. Bahkan, orang nomor satu di Banda Aceh ini sempat mengelilingi beberapa titik yang dinilai rawan adanya pesta kembang api.

Pemerintah Kota Banda Aceh sebelumnya sempat mengeluarkan seruan bersama melarang perayaan pergantian tahun baru. Bahkan dalam seruan bersama itu, pemilik cafe, restoran, warung kopi dan hotel untuk tidak memfasilitasi dalam bentuk apapun perayaan pergantian tahun baru.

Aminullah mengeluarkan seruan bersama larangan ini karena perbuatan hura-hura dengan pesta mercon dan kembang api jelang pergantian tahun baru tidak sesuai dengan syariat Islam. Apa lagi, Aceh menjalankan hukum syariat Islam yang diatur dalam qanun (Perda).

Tak hanya pemerintah, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh meminta kepada seluruh warga Aceh tidak merayakan pergantian tahun baru masehi. Alasannya, perayaan itu dinilai tidak bermanfaat dan tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam.

Wakil Ketua II MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali menyebutkan, untuk kegiatan doa, tausiah maupun zikir tetap diperbolehkan digelar, asalkan bukan untuk menyambut tahun baru masehi.

Aminullah menyebutkan, setelah dilakukan pemantauan dari seluruh kota Banda Aceh, tidak ada pesta kembang api dan mercon di Banda Aceh. Ini sesuai dengan seruan bersama yang dikeluarkan pemerintah agar warga tidak merayakan pergantian tahun baru 2018.

"Alhamdulillah, pergantian tahun baru kali ini di Banda Aceh tidak ada perayaan dan tidak ada insiden apapun. Ini berkat masyarakat sudah sadar semua, bahwa ini bukan perbuatan yang baik," ujarnya, Senin (1/1) dini hari.

Dia juga mengungkapkan, jelang pergantian tahun baru masehi 2018 sempat memeriksa Hotel Hermes Palace yang berada di Lampineng, Banda Aceh. Ia langsung masuk sendiri ke beberapa ruangan di hotel bintang lima tersebut.

"Saya tadi masuk ke hotel Hermes, karena mungkin selama ini banyak hal kita tak tau, jadi sekitar 15 menit sebelum pukul 00.00 WIB saya masuk dan saya melihat sepi," kata Aminullah.

Amin mengaku, ada banyak perbedaan detik-detik pergantian tahun baru 2018, tidak ada keributan seperti tahun lalu. Kemudian semua warung kopi bebas buka hingga larut malam, tanpa ada larangan.

"Beda dengan tahun lalu, warung kopi tidak kita minta tutup, kapan lagi mereka meraup keuntungan kalau bukan saat ada keramaian, biarkan mereka buka sampai dini hari," jelasnya.

Kepala Seksi Penegakan Syariat Islam Satpol PP/WH Kota Banda Aceh, Evendi A Latief, menyebutkan malam pergantian tahun baru di kota Banda Aceh berlangsung dengan aman dan steril dari pelanggaran.

"Alhamdulillah pada malam pergantian tahun 2018 ini kota Banda Aceh steril dari pelanggaran. Ternyata masyarakat mengindahkan semua himbauan yang kita keluarkan selama ini," jelasnya.

Evendi menyebutkan, pada malam tahun baru ini pihaknya mengamankan sebanyak 10 titik lokasi, di antaranya kawasan pantai Ulee Lheu, depan Masjid Raya Baiturrahman, bundaran Simpang Lima, dan flyover simpang Surabaya.

Pengamanan berlangsung dari sejak pukul 21.00 WIB hingga 02.00 dini hari nanti dengan jumlah 300 personel gabungan Satpol PP/WH Banda Aceh dan Provinsi Aceh.

"Jauh hari sebelumnya kita juga telah mengeluarkan himbauan bersama kepada masyarakat dan pedagang untuk tidak menjual mercon dan sejenisnya," tutupnya.

Tulisan ini pernah dimuat di merdeka.com

Comments